Minggu, 05 Januari 2020

Rokok Membunuhmu

Seram banget, tulisan peringatan yang tertera pada sebungkus rokok bagian depan. Slogan "merokok membunuhmu" menakutkan dan menakut-nakuti. Terhadap slogan "merokok membunuhmu", banyak orang yang tidak peduli terhadap larangan atau himbauan tersebut. Orang cuek dan masa bodoh dengan peringatan-peringatan tersebut. Mengapa pemerintah tidak sekalian men-stop produksi rokok, kalau rokok adalah pembunuh? Tentu, peringatan tersebut sangat baik, untuk menjaga kesehatan para individu warga negara. Dampak rokok dialami pada waktu yang lama. Banyak orang yang meninggal karena serang jantung akibat merokok berlebihan. Dan dokter mem-vonis serangan jantung sebagai akibat dari merokok. Benarkan banyak penyakit serangan jantung hanya dialami para perokok? Apakah serangan jantung hanya disebabkan oleh nikotin, cengkeh, tar, dan unsur lain dalam rokok? Bukankah banyak orang mengalami serangan jantung karena berolahraga berlebihan, kurang tidur malam, terlalu lelah bekerja, terlalu stres, dan lain-lain? Jadi, hemat saya, rokok bukan penyebab tunggal kematian akibat setangan jantung, atau bisa jadi juga merokok tidak menyebabkan serangan jantung, yang penting porsinya diatur dan dibatasi. Dalam suatu sesi seminar, Saya pernah menanyakan hal ini kepada seorang dokter. Dan dokter tersebut memberikan jawaban diplomatis, tanpa memberikan kepastian, karena manusia bukan hanya raga atau tubuh saja tetapi ada unsur jiwa. Dunia kedokteran memfokuskan pada aspek tubuh manusia, sedangkan psikiater atau ilmu psikologi menekankan fokus pada aspek psikis atau jiwa manusia. Aspek tubuh dan jiwa manusia tidak dapat dipisahkan. Karena manusia adalah makhluk multi-dimensional. Manusia tidak bisa terbatas atau membatasi dirinya, pada aspek badan saja. Jiwa atau aspek psikis tentu berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kesehatan jiwa dan raga, terjadi karena ada keseimbangan yang diusahakan manusia, agar tidak hanya tubuh yang diperhatikan tetapi jiwa juga sangat penting. Pengabaian terhadap salah satu unsur diri manusia, menyebabkan ketimpangan pada aspek lain. Misalnya, kalau individu tertentu terlalu memaksakan diri bekerja, dipresur atasan karena tuntutan target, maka akibat dari kondisi psikis tersebut bisa membuat badan seseorang menjadi sakit. Atau ketika manusia terlalu memaksakan diri berolahraga, maka psikis dan pikiran manusia bisa kelelahan, sehingga aspek psikis turut berpengaruh tersebut, membuat individu tersebut, misalnya, menjadi malas berpikir, seorang siswa atau mahasiswa menjadi malas membaca buku, karena olahraga berlebihan, menguras, karena energi psikisnya. Memikirkan pacar, atau individu yang kita cintai, juga membuat badan ikut-ikutan sakit. Oleh karena itu, aspek jiwa dan raga mesti sama-sama diperhatikan, supaya keseimbangan antara kedua aspek tersebut membuat manusia tampak sehat. Rokok bukan penyebab satu-satunya penyakit serangan jantung, karena merokok saja tidak mampu membuat manusia meninggal atau mengalami serangan jantung yang fatal. Menurut saya, ada hal lebih besar yang dirancang dan diproduksi dalam design besar kampanye anti rokok. Negara-negara maju, selalu merasa diri paling benar dan berkuasa melalui hegemoni gagasan dan ideologi terhadap negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) tentu berpikir keras agar warga negara dunia hidup sehat dan umur panjang. Larangan-larangan organisasi internasional seperti WHO, membuat warga masyarakat di negara berkembang ketakutan, termasuk larangan untuk tidak merokok karena rokok adalah pembunuh. https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/www.kompasiana.com./5c9b6e7dcc52835439278242/merokok-membutuhkan Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar