Sabtu, 03 Juni 2017

Pengertian Teks Berita Teks Berita adalah teks yang melaporkan kejadian, peristiwa atau infomasi mengenai sesuatu yang telah atau sedang terjadi. Penyampaian berita ini bisa dilakukan secara lisan yang sering kita dengar dan lihat di televisi, dan secara tulisan yang dapat kit abaca di media cetak. Struktur Teks Berita Ada beberapa struktur yang membangun teks berita. Stuktur teks tersebut merupakan struktur yang membangun teks sehingga menjadi satu kesatuan teks yang utuh. Struktur teks berita terdiri atas judul, teras dan tubuh berita. Judul Judul merupakan kata kunci yang mewakili keseluruhan berita. Pada teks berita, judul biasanya memuat tentang apa kejadian yang dibahas atau disampaikan. Judul dibuat semenarik mungkin sehingga pembaca tertarik untuk membaca berita tersebut. Seperti halnya dalam teks I di atas, judul yang dipakai yaitu “Sebulan Berlalu, Air Masih Menggenangi Beberapa Lokasi di Manado” yang ketika kita baca, sangat menarik. Judul berita berfungsi menolong pembaca yang bergegas untuk cepat mengenal kejadian-kejadian yang terjadi di sekelilingnya untuk diberitakan. Judul ini merupakan bagian terpenting dari berita. Hal ini karena sebelum masuk pada isi berita, pembaca akan melihat judul berita terlebih dahulu. Teras Teras atau lead berita adalah bagian yang sangat penting dari berita. Di dalam teras berita terangkum inti dari keseluruhan isi berita. Setiap lead juga ditulis untuk menarik pembaca melihat lebih lanjut isi berita. Tubuh Bagian ini merupakan inti dari teks berita. Tubuh berita merupakan kelanjutan isi berita yang dapat memberitahukan secara lebih rinci tentang keseluruhan peristiwa atau informasi yang diberitakan. Kaidah Kebahasaan Teks Berita Dari sebuah teks juga dapat kita analisis kaidah kebahasannya. Dalam teks berita kaidah yang harus terpenuhi yaitu teks harus disajikan dengan informasi yang aktual dan bersifat umum. Bahasa yang diunakan harus bersifat baku atau standar bahasa Indonesia, sehingga menjembatani pemahaman banyak khalayak dari berbagai kalangan karena lebih dipahami oleh semuanya. Aspek kebahasaan lain yang ada dan sering muncul dalam teks berita adalah digunakannya kalimat langsung dan tidak langsung. Sebagai contoh mari kita lihat kalimat langsung dan tidak langsung dari teks berita yang berjudul “Sebulan Berlalu, Air Masih Menggenangi Beberapa Lokasi di Manado,” berikut kalimatnya. Kalimat langsung: - "Air di sini tidak mau surut, tetap tergenang. Kalau hujan datang, air langsung masuk di dalam rumah, karena selokan tersumbat," ujar Yudi. Kalimat tidak langsung: - Menurutnya, pemerintah kota Manado tidak mencari solusi yang tepat untuk mengatasi hal itu. - Menurut dia, percuma saja mereka membersihkan rumah mereka, karena air bercampur lumpur di jalan masih ada. Silahkan Saudara perhatikan contoh berita tersebut dan tentukan struktur serta kaidahnya! Contoh Teks Berita Sebulan Berlalu, Air Masih Menggenangi Beberapa Lokasi di Manado Banjir bandang yang menerjang Manado telah berlalu hampir sebulan. Namun tumpukan sampah dan lumpur masih saja terlihat di beberapa wilayah. Bahkan di beberapa ruas jalan dan lorong, air sisa banjir masih terlihat tergenang. Seperti yang terpantau Kompas.com, Senin (10/2/2014), air setinggi 20 sentimeter terlihat di ruas jalan Persimpangan Plaza dan depan Makmur, Kecamatan Wenang. Salah satu warga, Yudi yang terlihat masih berusaha membersihkan lumpur dari rumah miliknya, mengaku kesal dengan kondisi tersebut. Menurutnya, pemerintah kota Manado tidak mencari solusi yang tepat untuk mengatasi hal itu. "Air di sini tidak mau surut, tetap tergenang. Kalau hujan datang, air langsung masuk di dalam rumah, karena selokan tersumbat," ujar Yudi. Menurut dia, percuma saja mereka membersihkan rumah mereka, karena air bercampur lumpur di jalan masih ada. Selain di persimpangan Plaza, air dan lumpur juga masih terlihat di lorong samping Klenteng Kwang Kong, Kampung Cina. Di lorong tersebut beberapa rumah warga keturunan Tionghoa terlihat masih dipenuhi lumpur. Sampah dan lumpur yang telah lama terendap menimbulkan bau yang tidak sedap. Tak ayal, warga yang melintas di kawasan ramai tersebut harus menutup hidung mereka. Sampah juga masih terlihat di simpang tiga Terminal Paal Dua, samping SPBU Paal 2, Tanjung Baru, Ketang Baru, lorong Lililoyor, Dendengan Dalam, Tikala dan beberapa lokasi lainnya. Banyaknya sampah yang ditinggalkan banjir bandang yang terjadi pada 15 Januari 2014 lalu memang membuat pemerintah kewalahan. Walau ribuan relawan setiap hari turun membantu membersihkan dan mengangkat sampah, tetap saja masih banyak sampah yang belum terangkat. Diperkirakan sampah yang ditinggalkan banjir bandang tersebut mencapai 100.000 kubik. Sementara Tempat Pembuangan Sampah di Sumompo sudah melebihi kapasitas tampung. Sumber : http://dedd157.blogspot.co.id/2015/07/teks-berita-pengertian-struktur-teks.html?m=1
Definisi dan contoh Kalimat Homonim, Homofon, dan Homograf - Bahasa Indonesia memiliki ragam kata yang membuatnya menjadi unik. Tentu sahabat pernah mendengar atau mempelajari materi – materi mengenai homonim, homofon, maupun homograf, bukan? Nah, homonim, homofon, dan homograf adalah keanekaragaman kata dalam bahasa Indonesia. Variasi kata tersebutlah yang memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Namun, apakah Anda sudah benar- benar memahami pengertan, ciri, dan contoh homonim, homofon, dan homograf? Jika tidak jangan khawatir karena artikel kali ini akan membahasa tuntas mengenai materi – materi homonim, homofon, dan homograf. Tanpa berlama – lama lagi, mari kita bahas varisai kata ini satu persatu. Pengertian Homonim, Homofon, Homograf dan Contoh Kalimat Google Image Homonim Apakah yang dimaksud dengan homonin ? Homonim adalah jenis – jenis kata yang memiliki pelafalan dan tulisan yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Kata yang berhomonim memiliki makna bergantung dengan konteks kalimat yang mengikutinya. Oleh karena itu, kita masih belum bisa memutuskan apakah makna dari sebuah kata yang berhomonim tanpa melihatnya ke dalam bentuk kalimat utuh. Jika kita mendengar kata Tahu tentunya ada dua makna yang melintas di dalam otak kita sehingga kita belum bisa memutuskan makna mana yang tepat dari kata tersebut. Namun, jika kata tahu sudah dimasukkan ke dalam sebuah kalimat utuh seperti di bawah ini, maka kita bisa mengidentifikasi makna kata tahu tersebut. Ayah memberi tahu kepada ibu untuk dimasak. Ayah memberi tahu ibu bahwa besok ia akan berangkat ke luar negeri. Kata tahu pada konteks kalimat pertama memiliki makna sebuah makanan yang tebuat dari kacang kedelai. Sedangkan konteks tahu pada kalimat nomor dua berarti memberikan informasi. Contoh Kalimat Berhomonim Sampai di sini tentu kalian sudah memahami tentang homonim, Nah, sebenarnya ada banyak kata yang berhomonim yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini adalah contoh – contoh kata yang berhomonim Satu tetes bisa ular King Kobra dipercayai bisa mematikan satu ekor Gajah Afrika. Rapat pemilihan ketua OSIS itu dilangsungkan di dalam ruangan yang tertutup rapat. Pertandingan baru memasuki babak ke dua tetapi Roni sudah babak belur dihajar lawannya. “Pukul kucing itu dengan sapu!” perintah Budi padaku pada pukul satu malam. Homofon Ragam bahasa homofon adalah kata – kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi bentuk tulisan dan maknanya berbeda. Dengan kata lain, kata – kata yang berhomofon memiliki pelafalan yang sama meski memiliki tulisan dan arti yang berbeda. Sedikit berbeda dengan homonim, kata – kata yang berhomofon bisa kita identifikasi maknanya dengan melihat bentuk tulisannya. Namun, jika berbentuk lisan kita harus mendengarnya dalam sebuah kalimat utuh. Apabila kita mendengar kata bank, ada dua makna yang memungkinkan, yaitu apakah itu sebuah tempat atau panggilan untuk orang yang lebih tua. Oleh karena itu, kita harus mendengarnya dalam bentuk kalimat yang utuh. Perhatikan kalimat berikut! Aku bertemu Bang Indra di pasar kemarin. Aku pergi ke Bank BRI kemarin. Jika kita mendengar kata bang pada kalimat pertama, maka maknanya adalah panggilan untuk laki – laki yang lebih tua. Jika kita mendengar kalimat kedua, maka maknanya adalah tempat penyimpanan uang. Contoh – Contoh Kalimat Berhomofon Penyanyi rock legendaris itu memakai rok ketika beraksi di atas panggung. Sultan Abdurahman Syah telah sah menjadi suami Nur Khalisa kemarin. Syarat yang diajukan oleh Angga sarat akan kecurangan. Homograf Ragam bahasa yang terakhir adalah homograf. Homograf adalah kata – kata yang memiliki tulisan yang sama tetapi pelafalan dan maknanya berbeda. Homograf merupakan kebalikan dari homofon. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengidentifikasi makna kata – kata yang berhomograf jika kita tidak mendengar atau membacanya dalam sebuah kalimat utuh. Apabila kita melihat kata keset, maka ada dua hal yang terlintas di otak kita, apakah itu kata sifat ataukah kata benda. Perhatikan kalimat berikut! Ibu membeli keset baru beberapa hari yang lalu. Tanganku menjadi keset setelah mencuci piring. Kata keset pada kalimat pertama berarti alat untuk membersihkan kaki atau sepatu dari kotoran. Sedangkan kata keset pada kalimat ke dua adalah keadaan tangan yang tidak halus. Contoh – Contoh Kalimat Berhomograf Berikut ini adalah contoh – contoh kalimat yang mengandung homograf di dalamnya. Anak yang sakit mental itu tersambar sepeda motor dan mental sejauh 3 meter. Para pejabat teras sedang melakukan rapat di teras rumah Budi. “Serang dan ambil alih kota serang dari tanggan Belanda,” perintah Komandan kepada anak buahnya. Setelah apel pagi kami memakan buah apel. Sampai di sini tentunya sobat sudah memahami dengan jelas kata – kata homofon, homonim, dan homograf beserta dengan contoh – contoh kalimatnya masing – masing. Mudah bukan ? Point yang harus diingat dari pembahasan ini adalah homonim memiliki tulisan dan pelafalan yang sama tetapi berbeda, homofon memiliki pelafalan yang sama tetapi makna dan tulisan berbeda. Sedangkan, homograf memiliki tulisan yang sama tetapi makna dan pelafalan berbeda. Nah sobat, demikianlah artikel kali ini dan sampai jumpa lagi pada artikel – artikel menarik selanjutnya di dalam blog ini. Sumber : http://www.prbahasaindonesia.com/2015/10/pengertian-serta-contoh-homonim-homofon-dan-homograf.html?m=1
Pengertian Poster, Jenis, Cara Membuat, dan Contoh Kalimat Poster - Poster, sering kita dengar kata ini, namun, sebenarnya apa makna dari poster? Sesuai dengan yang ada di wikipedia, bahwa poster merupakan sebuah karya seni yang memuat komposisi huruf serta gambar dan berada di atas kertas dengan ukuran besar. Masih disadur dari wikipedia, bahwa aplikasi poster biasanya dilakukan dengan menempelkan pada dinding, serta permukaan datar lainnya. Poster mempunyai sifat menarik perhatian mata, sehingga berbagai desain poster dibuat berwarna-warni lengkap dengan kontras warna yang kuat. Peletakannya yang ada di tempat umum, membuat poster menjadi berbagai macam sarana yaitu pendidikan, propaganda, iklan produk, dekorasi dinding, serta sosialisasi program-program pemerintah. Itu merupakan definisi jika kita membuka wikipedia, namun ketika kita membuka kbbi atau kamus besar bahasa Indonesia, maka poster merupakan plakat yang terpasang di tempat-tempat umum dan biasanya berupa iklan atau pengumuman. Jenis-Jenis Poster Sesuai dengan isinya, poster terbagi menjadi empat macam dimana kalimat-kalimat berikut akan menjelaskan jenis-jenisnya secara lebih rinci: 1. Poster Niaga Merupakan poster yang paling banyak dipampang. Isinya adalah kalimat serta gambar promosi produk. Di Indonesia, salah satu poster niaga yang sering kita lihat adalah poster produk rokok. Contoh poster iklan rokok 2. Poster Kegiatan Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya membuat poster yang berisi informasi acara. Informasi tersebut meliputi hal-hal umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta gambar-gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung. Contoh poster kegiatan konser musik 3. Poster Pendidikan Poster ini berisi berbagai informasi pendidikan seperti sosialisasi program pendidikan dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah ketika pemerintah mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun. Maka selama periode sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat. Contoh poster sosialisasi gerakan anti menyontek 4. Poster Layanan Masyarakat Sebagaimana namanya, poster layanan masyarakat merupakan poster dengan tujuan mensosialisasikan program layanan masyarakat yang digagas oleh pemerintah. Salah satu contohnya adalah layanan posyandu. Contoh poster layanan Posyandu Setelah melihat uraian tentang jenis-jenis poster lengkap dengan contohnya, selanjutnya ada poin-poin penting tentang bagaimana cara membuat poster. Cara Membuat Poster Disini saya tidak akan menjelaskan mengenai bagaimana mendesain (menggambar) sebuah poster, namun yang akan dijabarkan adalah bagaimana langkah-langkah konseptual dari pembuatan poster itu sendiri. 1. Tentukan Topik & Tujuan Pertama, Anda harus menentukan apa yang ingin dibahas dalam poster tersebut, apakah membahas produk kecantikan, kegiatan sosial, atau sebuah film animasi. Kemudian, tentukan pula alasan Anda membuat poster tersebut. Anda membuatnya untuk promosi? atau hanya sekedar sosialisasi. Tentunya, poster-poster promosi lebih membutuhkan riset serius dalam hal gambar, kata-kata, dan peletakan daripada sebuah poster sosialisasi program. 2. Buat Kalimat Singkat dan Bersifat Mensugesti Poster biasanya dibaca secara sekilas oleh pengunjung. Sedikit sekali pejalan kaki atau pengendara yang berlama-lama di suatu tempat, hanya untuk membaca sebuah poster. Untuk itu, buatlah kalimat yang singkat agar bisa dibaca hanya dalam waktu beberapa detik saja. Nantinya, melalui bahasa singkat tersebut, maka pesan yang ditulis oleh para pembuat poster bisa tersampaikan dengan baik. Tetapi, jangan sampai kata-kata tersebut malah ambigu dan membuat para pembaca kebingungan. Buatlah kalimat yang jelas serta mensugesti orang untuk membeli atau melakukan sesuatu (terutama ketika Anda membuat poster promosi produk). 3. Gunakan Gambar Gambar merupakan alat penyampai pesan yang paling menarik. Inilah mengapa berbagai poster saat ini menggunakan gambar dengan proporsi jauh lebih besar dibandingkan dengan tulisan. Gambar dengan warna-warna mencolok adalah jenis yang sebaiknya Anda gunakan demi pengunjung yang lebih banyak. 4. Gunakan Media yang Tepat Media (tempat ditempelnya poster) akan menentukan apakah poster Anda banyak dilihat atau tidak. Jika Anda menempelkan poster di dinding-dinding yang ada di pasar, kemungkinan poster tersebut jauh lebih 'laris' ketimbang jika ditempel pada dinding-dinding perkampungan. Contoh-Contoh Kalimat Poster 1. "Beri Bukti, Bukan Sekedar Janji" - Poster Kampanye Politik 2. "Semakin banyak pohon kau tanam, semakin banyak nyawa kau selamatkan" - Poster Sosialisasi Lingkungan Hidup 3. "Satu juta perhari hanya dari bisnis rumahan" - Poster Seminar Bisnis 4. "Jatuhkan rokokmu, tinggikan prestasimu!" - Poster Anti Rokok & Pendidikan 5. "Konser yang muda, yang bersuara!" - Poster Konser Band Sumber : http://www.kelasindonesia.com/2015/08/pengertian-poster-jenis-cara-membuat-dan-contoh-kalimat-poster.html?m=1
Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Menurut KBBI, kosakata adalah perbendaharaan kata. (1996:254). Usman dkk. , Soedjito, dan Notosudirjo dalam Abdul Chaer (2007:6) mengemukakan pengertian kosakata, yaitu (1) Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) Kata-kata yang dikuasai oleh seseorang atau sekelompok orang dari lingkungan yang sama, (3) Sejumlah kata dari suatu bahasa yang disusun secara alfabetis beserta dengan sejumlah penjelasan maknanya, layaknya sebagai sebuah kamus. Chaer (2007:13-19) menyebutkan bahwa dalam Bahasa Indonesia sumber kosakata Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan seinduk dengan bahasa Malaysia, meskipun tidak setua bahasa Arab atau bahasa Inggris, telah mempunyai sejarah perjalanan yang cukup panjang. Bukti tertulis yang mencatat awal mula bahasa Indonesia adalah prasasti-prasasti dari zaman Sriwijaya yang ditemukan di Palembang, Jambi, dan Pulau Bangka. Prasasti-prasasti itu ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan menggunakan huruf Pallawa. Perhatikan sedikit kutipan berikut yang ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Nipāhat di welānya yang wala ζriwijaya kaliwat nicnāpik yang bhūmi java tida bhakti ka ζriwijaya (sumber Notosudirjo, 1978) secara harfiah artinya: dipahat di waktunya yang tentara Sriwijaya telah menyerang yang tanah Jawa tidak takhluk ke Sriwijaya makna sebenarnya: dipahat pada waktu tentara Sriwijaya telah menyerang tanah Jawa yang tidak takluk kepada Sriwijaya Dari kutipan singkat itu dapat dikenali sejumlah kata yang hingga kini masih digunakan. Kata-kata itu adalah pahat, di, yang, wala (bala), bhumi (bumi), tida (tidak0, bhakti (bakti), dan ka (ke). Kata wala menjadi bala di mana fonem /w/ berubah menjadi /b/ adalah perubahan yang umum dan biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wangkai menjadi bangkai. Fonem /bh/ pada kata bhumi dan bhakti berubah menjadi /b/ adalah juga perubahan yang biasa. Begitu pun fonem /a/ pada kata ka menjadi fonem /e/ pada kata ke juga merupakan perubahan yang biasa. Karena cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu maka sumber pertama kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Kosakata yang terdapat dalam naskah-naskah Melayu klasik seperti dalam buku Sejarah Melayu, Hikayat Si Miskin, Hikayat Pandawa Lima, dan Hikayat Abdullah dapat kita klaim atau kita masukkan juga sebagai kosakata bahasa Indonesia klasik. Secara historis sumber kedua kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Sansekerta, yakni bahasa yang datang bersama penyebaran agama Hindu di Indonesia. Jumlah kosakata dari bahasa Sansekerta ini cukup banyak. Misalnya kata-kata aneka, antara, asmara, agama, guru, gembala, bahtera, bumi, harga, jaya, laksamana, dan surga. Sumber ketiga kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Parsi, bahasa Tamil, dan bahasa Arab yang datang ke wilayah Nusantara bersamaan dengan datangnya agama islam yang dibawa oleh para saudagar dari Parsi (Iran) dan Gujarat. Kosakata Parsi antara lain acar, bandar, saudagar, istana, mawar, lasykar, dan tamasya. Dari bahasa Tamil antara lain bagai, keledai, serai, mahligai, manikam, macam, perisai, cemeti, dan logam. Kosakata yang berasal dari bahasa Arab telah disesuaikan lafal dan ejaannya. Misalnya kata-kata abad, akal, amal, gaib, lafal, perlu, sabar, manfaat, tamat, wafat, dan waktu. Sumber keempat kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa-bahasa Barat, terutama Belanda, Portugis, Latin, dan Inggris yang datang ke wilayan Nusantara bersamaan dengan datangnya kaum penjajah Barat di Bumi pertiwi kita. Kata-kata Portugis antara lain armada, almari, bendera, lentera, kemeja, celena, gereja, meja, mentega, dan ronda. Bahasa Belanda, yang pemiliknya cukup lama berkuasa di Nusantara, banyak sekali memberi sumbangan kosakata kepada bahasa Indonesia. Sebagian besar kosakata itu sudah tidak dirasakan lagi keasingannya, seperti kata-kata aki, loket, alinea, soda, rekening, gratis, rak, ketel, dan mesin. Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional pertama di Indonesia juga banyak memberi kontribusi kosakata kepada bahasa Indonesia sejak peranan bahasa Belanda di Indonesia sudah mulai berkurang. Kata-kata Inggris yang telah disesuaikan lafal dan ejaannya antara lain, yaitu kolusi, polusi, riset, kontribusi, manajer, manajemen, vokabuler, syuting, studi, dan instan. Bahasa Latin termasuk bahasa Barat yang sebenarnya sudah merupakan bahasa ”mati”, bahasa yang tidak digunakan lagi dalam percakapan sehari-hari. Misalnya kata-kata ad interm, agenda, alumni, almamater, kasus, de facto, eksepsi, idem, in natura, oditur, vagina, nota, dan propaganda. Bahasa asing lain yang banyak memberi sumbangan kosakata kepada bahasa Indonesia adalah bahasa Cina. Kosakata Cina yang kini banyak digunakan dalam konteks bahasa Indonesia antara lain, yaitu: tahu, tauge, angpau, kungfu, bakpao, bakso, siomay, hoki, capcay, dan barongsay. Sumber terakhir kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa-bahasa Nusantara seperti bahasa Jawa, Sunda, Bali, Minangkabau, Banjar, dan sebagainya. Kata-kata berikut berasal dari bahasa-bahasa Nusantara: amblas, bablas, ampuh, awet, bobot, boyong, mapan, jajak, lugas, ngaben, wadah, gambut, pugar, lambung, sanjung, gunjing, dan nyeri. Guruberbahasa.com/kosakata Pengertian Kosakata Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata. Rabu 23 Desember, 17:22 ) Menurut KBBI, kosakata adalah perbendaharaan kata. (1996:254). Usman dkk. , Soedjito, dan Notosudirjo dalam Abdul Chaer (2007:6) mengemukakan pengertian kosakata, yaitu (1) Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, (2) Kata-kata yang dikuasai oleh seseorang atau sekelompok orang dari lingkungan yang sama, (3) Sejumlah kata dari suatu bahasa yang disusun secara alfabetis beserta dengan sejumlah penjelasan maknanya, layaknya sebagai sebuah kamus. Chaer (2007:13-19) menyebutkan bahwa dalam Bahasa Indonesia sumber kosakata Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan seinduk dengan bahasa Malaysia, meskipun tidak setua bahasa Arab atau bahasa Inggris, telah mempunyai sejarah perjalanan yang cukup panjang. Bukti tertulis yang mencatat awal mula bahasa Indonesia adalah prasasti-prasasti dari zaman Sriwijaya yang ditemukan di Palembang, Jambi, dan Pulau Bangka. Prasasti-prasasti itu ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan menggunakan huruf Pallawa. Perhatikan sedikit kutipan berikut yang ditransliterasikan ke dalam huruf latin. Nipāhat di welānya yang wala ζriwijaya kaliwat nicnāpik yang bhūmi java tida bhakti ka ζriwijaya (sumber Notosudirjo, 1978) secara harfiah artinya: dipahat di waktunya yang tentara Sriwijaya telah menyerang yang tanah Jawa tidak takhluk ke Sriwijaya makna sebenarnya: dipahat pada waktu tentara Sriwijaya telah menyerang tanah Jawa yang tidak takluk kepada Sriwijaya Dari kutipan singkat itu dapat dikenali sejumlah kata yang hingga kini masih digunakan. Kata-kata itu adalah pahat, di, yang, wala (bala), bhumi (bumi), tida (tidak0, bhakti (bakti), dan ka (ke). Kata wala menjadi bala di mana fonem /w/ berubah menjadi /b/ adalah perubahan yang umum dan biasa. Ada contoh lain, yaitu watu menjadi batu dan wangkai menjadi bangkai. Fonem /bh/ pada kata bhumi dan bhakti berubah menjadi /b/ adalah juga perubahan yang biasa. Begitu pun fonem /a/ pada kata ka menjadi fonem /e/ pada kata ke juga merupakan perubahan yang biasa. Karena cikal bakal bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu maka sumber pertama kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Kosakata yang terdapat dalam naskah-naskah Melayu klasik seperti dalam buku Sejarah Melayu, Hikayat Si Miskin, Hikayat Pandawa Lima, dan Hikayat Abdullah dapat kita klaim atau kita masukkan juga sebagai kosakata bahasa Indonesia klasik. Secara historis sumber kedua kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Sansekerta, yakni bahasa yang datang bersama penyebaran agama Hindu di Indonesia. Jumlah kosakata dari bahasa Sansekerta ini cukup banyak. Misalnya kata-kata aneka, antara, asmara, agama, guru, gembala, bahtera, bumi, harga, jaya, laksamana, dan surga. Sumber ketiga kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa Parsi, bahasa Tamil, dan bahasa Arab yang datang ke wilayah Nusantara bersamaan dengan datangnya agama islam yang dibawa oleh para saudagar dari Parsi (Iran) dan Gujarat. Kosakata Parsi antara lain acar, bandar, saudagar, istana, mawar, lasykar, dan tamasya. Dari bahasa Tamil antara lain bagai, keledai, serai, mahligai, manikam, macam, perisai, cemeti, dan logam. Kosakata yang berasal dari bahasa Arab telah disesuaikan lafal dan ejaannya. Misalnya kata-kata abad, akal, amal, gaib, lafal, perlu, sabar, manfaat, tamat, wafat, dan waktu. Sumber keempat kosakata bahasa Indonesia adalah bahasa-bahasa Barat, terutama Belanda, Portugis, Latin, dan Inggris yang datang ke wilayan Nusantara bersamaan dengan datangnya kaum penjajah Barat di Bumi pertiwi kita. Kata-kata Portugis antara lain armada, almari, bendera, lentera, kemeja, celena, gereja, meja, mentega, dan ronda. Bahasa Belanda, yang pemiliknya cukup lama berkuasa di Nusantara, banyak sekali memberi sumbangan kosakata kepada bahasa Indonesia. Sebagian besar kosakata itu sudah tidak dirasakan lagi keasingannya, seperti kata-kata aki, loket, alinea, soda, rekening, gratis, rak, ketel, dan mesin. Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional pertama di Indonesia juga banyak memberi kontribusi kosakata kepada bahasa Indonesia sejak peranan bahasa Belanda di Indonesia sudah mulai berkurang. Kata-kata Inggris yang telah disesuaikan lafal dan ejaannya antara lain, yaitu kolusi, polusi, riset, kontribusi, manajer, manajemen, vokabuler, syuting, studi, dan instan. Bahasa Latin termasuk bahasa Barat yang sebenarnya sudah merupakan bahasa ”mati”, bahasa yang tidak digunakan lagi dalam percakapan sehari-hari. Misalnya kata-kata ad interm, agenda, alumni, almamater, kasus, de facto, eksepsi, idem, in natura, oditur, vagina, nota, dan propaganda. Bahasa asing lain yang banyak memberi sumbangan kosakata kepada bahasa Indonesia adalah bahasa Cina. Kosakata Cina yang kini banyak digunakan dalam konteks bahasa Indonesia antara lain, yaitu: tahu, tauge, angpau, kungfu, bakpao, bakso, siomay, hoki, capcay, dan barongsay. Sumber : http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.guruberbahasa.com/2016/07/pengertian-kosakata-menurut-ahli-bahasa.html?m%3D1&ei=-eBr4zCM&lc=id-ID&s=1&m=67&host=www.google.co.id&ts=1496501169&sig=ALNZjWlTpdfEEzwLH9FC4CBDuF1zXFLa4A